Saturday 20 February 2016

Catatan Mahasiswa Akhir Teknik Sipil (Part 1)

Seiring berjalannya waktu akhirnya kita sampai saat dimana kita menjadi mahasiswa tingkat akhir. Saat dimana kita telah berada dimasa transisi antara berstatus menjadi mahasiswa dan bakal memperoleh gelar yang selama ini banyak orang memimpikannya. Termasuk dengan aku yang saat ini telak masuk semester sempurna dibangku perkuliahan aku. Tak perlu dong sebutin semester berapa, yang jelas mungkin menurut kalian disemester ini seharusnya mahasiswa udah pada lulus. Namun bagi kami ini baru awal perjuangan.

Aku adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Jurusan Teknik Sipil. Jurusan yang memang terkenal keras. Bukan karena dijurusan ini lebih banyak mahasiswa laki-lakinya. Namun karena di jurusan ini memang semuanya sulit. Sulit mendapatkan nilai karena memang hampir seluruh mata kuliahnya menghitung. Jadi kalkulator tekniklah benda wajib yang harus dibawa kemanapun. Jika tidak, jangan harap bisa masuk kelas dan bisa mengerjakan semua tugas.

Kemudian dijurusan ini kita harus dituntut untuk menjadi manusia yang teliti dalam semua hal, mulai menggambar atau memeriksa angka-angka yangg sudah menjadi makanan sehari-hari. Jurusan ini juga banyak menyita waktu, pikiran, tenaga dan tentunya uang. Imana tidak, hampir setiap mata kuliah kita harus menyelesaikan tugas yang banyaknya setebal novel. Lebih parahnya lagi wajib tulis tangan. Belum lagi jika adagambar tabel maupun grafik, semuanya juga wajib ditulis tangan.

Nah itu masih tugas, belum tiap buat laporan praktikum. Dimana kita harus mengerjakan laporan itu juga wajub tulis tangan + ketik. Brarti harus ada dua versi laporan yang kita buat. Amazing bukan?? Sebenernya bukan sampai sini aja perjuangan yang dialami mahasiswa jurusan ini. Namun mungkin buat teman-teman pembaca ini dulu deh, biar tak begitu kaget mendengarnya, hehe.

Nantikan sambungan postingannya dijudul Catatan Mahasiswa Akhir Teknik Sipil (Part 2) yahh.

Salam Teknik !!!

Friday 19 February 2016

I'm Back

Saat jemari ini kembali diberikesempatan menyentuh deretan huruf- huruf yang ada di keyboard laptop, pikiran ini tidak sejalan dengan apa yang sedang aku rasa. Ingin rasanya mencurahkan isi yang ada dalam kepala selama ini. Namun entah mengapa tiba-tiba semua pudar begitu saja. Mungkin sudah begitu lama tidak merangkai kata-kata dalam sebuah tulisan.

Benar sekali, mungkin karena sudah terlalu lama vakum menulis. Jadi pikiran dan tangan ini terasa membeku dan susah digerakkan, hehe. Maklumlah si penulis lumayan lama liburan. Sejak tahun baru liburan keliling dunia hingga saat ini. Sungguh semua itu menguras tenaga dan pikiran. Dan tentunya menguras isi dompet, hahaha.

Bukan-bukan, si penulis hanya sejenak pulang dari perantauan yakni ke kampung halaman tercinta. Mencurahkan kerinduan bersama keluarga tercinta, melihat kenangan-kenangan indah dimasa kecil dan tentunya merefresh otak ini dari hiruk pikuk dan kesibukan yang ada di kota selama ini.