Semilir udara pagi ini menyapa dengan sejuknya menyusuri
kulit ini. Rasanya memang begitu berbeda dan aneh, belum pernah sebelumnya
merasakan udara seperti ini. Hal ini menandakan aku ternyata sedang tak berada
di Kota Pekanbaru yang terkenal dengan udara panasnya, melainkan aku sedang
berada di daerah dengan udara pagi yang sangat dingin, daerah yang memiliki
ketinggian 900an mdpl yang membuat udara di kota ini sangat dingin.
Daerah yang terletak pada rangkaian Bukit Barisan yang
membujur sepanjang Pulau Sumatera, dan dikelilingi oleh dua gunung berapi,
yaitu Gunung Singgalang dan Gunung Marapi. Kota yang memiliki topografi
berbukit-bukit dan berlembah, lembah yang dikenal demham Ngarai Sianok dengan
kedalaman yang bervariasi yang disasarnya mengalir sebuah sungai.
Kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat. Kota yang
pernah menjadi Ibukota Indonesia pada masa pemerintahan darurat Republik
Indonesia. Kota yang juga pernah menjadi Ibukota Provinsi Sumatera dan Provinsi
Sumatera Tengah. Kota yang pada zaman colonial Belanda disebut dengan Fort De
Kock dan mendapat julukan sebagai Parijs
Van Sumatera. Kota yang merupakan tempat kelahiran tokoh Proklamator
Republik Indonesia, yakni Mohammad Hatta.
Kota wisata, kota yang memiliki maskot terkenal yang disebut
dengan Jam Gadang itu adalah Kota Bukittinggi. Sebuah kota yang memiliki luas
25,24 km2 dan dikelilingi oleh Kabupaten Agam inilah saat ini aku
berada. Di kota dingin yang berada di provinsi tetangga yakni Sumatera Barat
inilah saat ini aku berada. Bukan untuk berwisata ria, bukan juga untuk
liburan. Tapi kali ini untuk mengemban status ST yang telah aku jelaskan
ditulisanku sebelumnya.