Monday, 7 August 2017

Embun Pagi di Londen Van Andalas

Semilir udara pagi ini menyapa dengan sejuknya menyusuri kulit ini. Rasanya memang begitu berbeda dan aneh, belum pernah sebelumnya merasakan udara seperti ini. Hal ini menandakan aku ternyata sedang tak berada di Kota Pekanbaru yang terkenal dengan udara panasnya, melainkan aku sedang berada di daerah dengan udara pagi yang sangat dingin, daerah yang memiliki ketinggian 900an mdpl yang membuat udara di kota ini sangat dingin.

Daerah yang terletak pada rangkaian Bukit Barisan yang membujur sepanjang Pulau Sumatera, dan dikelilingi oleh dua gunung berapi, yaitu Gunung Singgalang dan Gunung Marapi. Kota yang memiliki topografi berbukit-bukit dan berlembah, lembah yang dikenal demham Ngarai Sianok dengan kedalaman yang bervariasi yang disasarnya mengalir sebuah sungai.

Kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat. Kota yang pernah menjadi Ibukota Indonesia pada masa pemerintahan darurat Republik Indonesia. Kota yang juga pernah menjadi Ibukota Provinsi Sumatera dan Provinsi Sumatera Tengah. Kota yang pada zaman colonial Belanda disebut dengan Fort De Kock dan mendapat julukan sebagai Parijs  Van Sumatera. Kota yang merupakan tempat kelahiran tokoh Proklamator Republik Indonesia, yakni Mohammad Hatta.


Kota wisata, kota yang memiliki maskot terkenal yang disebut dengan Jam Gadang itu adalah Kota Bukittinggi. Sebuah kota yang memiliki luas 25,24 km2 dan dikelilingi oleh Kabupaten Agam inilah saat ini aku berada. Di kota dingin yang berada di provinsi tetangga yakni Sumatera Barat inilah saat ini aku berada. Bukan untuk berwisata ria, bukan juga untuk liburan. Tapi kali ini untuk mengemban status ST yang telah aku jelaskan ditulisanku sebelumnya.

No comments:

Post a Comment