Seiring berjalannya waktu
akhirnya kita sampai saat dimana kita menjadi mahasiswa tingkat akhir. Saat
dimana kita telah berada dimasa transisi antara berstatus menjadi mahasiswa dan
bakal memperoleh gelar yang selama ini banyak orang memimpikannya. Termasuk
dengan aku yang saat ini telak masuk semester sempurna dibangku perkuliahan aku.
Tak perlu dong sebutin semester berapa, yang jelas mungkin menurut kalian
disemester ini seharusnya mahasiswa udah pada lulus. Namun bagi kami ini baru
awal perjuangan.
Aku adalah mahasiswa yang sedang
menempuh pendidikan di Jurusan Teknik Sipil. Jurusan yang memang terkenal
keras. Bukan karena dijurusan ini lebih banyak mahasiswa laki-lakinya. Namun
karena di jurusan ini memang semuanya sulit. Sulit mendapatkan nilai karena
memang hampir seluruh mata kuliahnya menghitung. Jadi kalkulator tekniklah
benda wajib yang harus dibawa kemanapun. Jika tidak, jangan harap bisa masuk
kelas dan bisa mengerjakan semua tugas.
Kemudian dijurusan ini kita harus
dituntut untuk menjadi manusia yang teliti dalam semua hal, mulai menggambar
atau memeriksa angka-angka yangg sudah menjadi makanan sehari-hari. Jurusan ini
juga banyak menyita waktu, pikiran, tenaga dan tentunya uang. Imana tidak,
hampir setiap mata kuliah kita harus menyelesaikan tugas yang banyaknya setebal
novel. Lebih parahnya lagi wajib tulis tangan. Belum lagi jika adagambar tabel
maupun grafik, semuanya juga wajib ditulis tangan.
Nah itu masih tugas, belum tiap
buat laporan praktikum. Dimana kita harus mengerjakan laporan itu juga wajub
tulis tangan + ketik. Brarti harus ada dua versi laporan yang kita buat.
Amazing bukan?? Sebenernya bukan sampai sini aja perjuangan yang dialami
mahasiswa jurusan ini. Namun mungkin buat teman-teman pembaca ini dulu deh,
biar tak begitu kaget mendengarnya, hehe.
Nantikan sambungan postingannya
dijudul Catatan Mahasiswa Akhir Teknik Sipil (Part 2) yahh.
Salam Teknik !!!