Thursday, 4 July 2013

Daftar Gubernur yang pernah menjabat di Riau


Pada dasarnya Provinsi Riau yang hampir genap berusia 56 tahun ini telah dipimpin oleh beberapa orang gubernur, berikut daftar nama gubernur Riau dari yang pertama hingga sekarang
  1. Mr. Mohammad Amin
  2. Kaharuddin Nasution
  3. Arifin Ahmad
  4. Brigjen R. Subrantas Siswanto
  5. Mayjen H. Imam Munandar
  6. Letjen Soeripto
  7. Brigjen H. Saleh Jasit SH
  8. HM Rusli Zainal SE
  9. HM Rusli Zainal SE
Pejabat Gubernur:
  1. Prapto Prayitno
  2. H. Baharuddin Yusuf
  3. Drs. Atar Sibero
  4. Drs. H. Wan Abu Bakar
Mr. Mohammad Amin
Muhammad Amin adalah pejabat gubernur sekaligus gubernur Riau pertama. Saat menjabat, Riau sedang dalam kegalauan, yakni terjadinya pemberontakan PRRI/Permesta. Saat itu, PRRI telah membentuk provinsi Riau di bawah pemerintahan PRRI. Namun perjuangan rakyat Riau dengan dasar Kongres Rakyat Riau I tahun 1956 yang dengan gigih diperjuangkan oleh Ma’rifat Marjani, putra Kuansing, wakil Perti yang merupakan satu-satunya anggota Konstituante dari Riau.
Pada waktu itu, Dewan Banteng membentuk gubernur muda Riau dengan gubernur muda Syamsu Nurdin. Mr. SM. Amin menjabat pada periode 1958 – 1960.

Kaharuddin Nasution


Berangkat dari Tanjungpinang, Kaharuddin Nasution yang waktu itu adalah perwira RPKAD berhasil membersihkan Riau Daratan dari pengaruh PRRI. Pengaktifan ibukota Riau sesuai amanat UU Darurat tentang pemekaran provinsi Sumatera Tengah menjadi provinsi Sumatera Barat, Riau dan Jambi dapat terlaksana.
Masa jabatan Kaharuddin Nasution di Pekanbaru berada dalam suasana yang dipenuhi kekuatan Orde Lama. Alhasil, setelah tumbangnya orde lama, Kaharuddin Nasution pun yang dianggap antek orde lama lengser dan akhirnya menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara. Masa jabatan Kaharuddin Nasution 1960 – 1966. 

Arifin Ahmad
Berakhirnya Orde Lama dan dimulainya Orde Baru merupakan kesempatan emas bagi Arifin Ahmad, satu-satunya Gubernur Riau putera daerah asli Riau pada masa Orde Baru. Arifin Ahmad adalah perwira karir TNI yang mengawali karirnya sebagai tentara pejuang di Riau. Arifin Ahmad dianggap sosok gubernur yang berhasil menata kembali Riau dari puing-puing orde lama dan dianggap salah satu gubernur yang berhasil di Riau.
Ada cerita yang berkembang di Riau, bahwa perilaku Arifin Ahmad sebagai gubernur layaknya perilaku Umar bin Khattab sebagai khalifah. Arifin sering muncul secara tiba-tiba di tengah-tengah rakyat jelata Riau. Arifin Ahmad juga gubernur dengan jabatan terlama, yakni 12 tahun. Masa jabatan Arifin Ahmad 1966 – 1978.

Brigjen R. Subrantas Siswanto
R. Subrantas adalah perwira karir TNI yang mengawali karir sebagai prajurit TNI di Riau bersama-sama Arifin Ahmad dan Imam Munandar. Masa jabatannya tidak lama, yakni dari 1978 – 1980.

Mayjen H. Imam Munandar
Rekan seperjuangan Arifin Ahmad dan R. Subrantas Siswanto ini, berhasil menjadi gubernur dua periode. Namun, Imam Munandar diwarnai insiden, yakni pada periode pemilihan keduanya, dimenangkan oleh Ismail Suko, mertua Rusli Zainal. Namun kemenangan tersebut akhirnya dianulir. Masa jabatan H. Imam Munandar 1980 – 1988.

Letjen Soeripto

Soeripto adalah perwira TNI Bukit Barisan yang berhasil menjadi gubernur Riau dua periode setelah berakhirnya masa jabatan Imam Munandar. Menjelang akhir-akhir jabatannya, Soeripto mengalami masa-masa reformasi, yang kemudian disusul demo penuntutan mundur Soeripto sebagai gubernur. Masa jabatan Soeripto 1988 – 1998.








Brigjen H. Saleh Jasit, SH


Saleh Jasit merupakan perwira TNI yang menjadi Bupati Kampar pada menjelang akhir Orde Baru. Nuansa putra daerah pada pasca reformasi merupakan peluang bagi Saleh Jasit, yang mana-mana bupati-bupati populer di Riau saat itu bukan merupakan putra daerah. Saleh Jasit kemudian dianggap sebagai gubernur yang berjasa dalam mengangkat PSPS Pekanbaru menjadi klub utama Indonesia, bahkan pernah menjadi klub dengan pemain dan pelatih termahal di Indonesia, meskipun gagal berprestasi karena adanya indikasi permainan dan pengaturan skor di Liga Indonesia. Gelontoran dana yang besar tersebut dengan melupakan berbagai aspek ketinggalan daerah dan rakyat Riau merupakan pemicu ketidakpuasan terhadap Saleh Jasit sehingga akhirnya pada pemilihan gubernur berikutnya Saleh Jasit harus menyerah pada Rusli Zainal, generasi muda yang bergerilya dari partai non-Golkar. Setelah akhir jabatan, Saleh Jasit pun mengalami kepahitan mendekam di penjara akibat kasus pemadam kebakaran. Masa jabatan Saleh Jasit 1998 – 2003.

HM Rusli Zainal, SE
 
Rusli Zainal merupakan tokoh muda Riau yang berangkat dari kegeraman terhadap aksi “buang-buang duit” gubernur sebelumnya. Setelah resmi dilantik, Rusli Zainal membuktikannya dengan menstop kucuran dana untuk PSPS sehingga prestasi PSPS pun jeblok. Namun, anehnya Rusli juga menghamburkan dana milyaran untuk kegiatan seremoni seperti Riau Berzikir pada masa awal jabatannya. Meski begitu, dengan slogan K3I-nya, Rusli Zainal dianggap berhasil mengoptimalkan potensi Riau dan memberdayakan masyarakat, di antaranya berbagai proyek multiyear pengentasan keterisoliran, program UED-SP. Tetapi, pada periode kedua, sebagaimana dikhawatirkan Rusli dianggap cenderung mementingkan pribadi dan golongan sehingga tersandung beberapa kasus yakni dugaan permainan pemenangan istrinya Septina Primawati dan baru-baru ini dugaan kasus korupsi PON. Masa jabatan Rusli Zainal 2008 – 2013.

Prapto Prayitno
Prapto Prayitno adalah pelaksana tugas Gubernur Riau yang menggantikan R. Subrantas Siswanto pada tahun 1980.

H. Baharuddin Yusuf
H. Baharuddin Yusuf adalah pelaksana harian gubernur Riau pasca non aktifnya gubernur H. Imam Munandar pada tahun 1988.

Drs. Atar Sibero
Drs. Atar Sibero adalah pejabat Depdagri (Dirjen PUOD) yang menjadi pelaksana tugas gubernur Riau menjelang terpilihnya gubernur pengganti H. Imam Munandar pada tahun 1988.

Drs. H. Wan Abu Bakar
Drs. H. Wan Abu Bakar adalah pelaksana tugas gubernur Riau, yang menjabat sebagai gubernur sebagai akibat aturan pilkada saat itu, yakni gubernur harus mengundurkan diri jika mengikuti pilkada. Wakil Gubernur Riau saat itu menjabat pelaksana tugas dari September 2008 – November 2008.














  

No comments:

Post a Comment