Sunday, 29 November 2015

Alam Bercerita

Hari ini langit tampak sangat cerah. Awan putih bergerumbul di langit biru yang cerah. Terik matahari menyengat kulit dengan sangat panasnya. Hembusan angin sepoi-sepoi terasa sedikit membuat badan ini segar. Dibawah rimbun pohon-pohon rindang aku bersama beberapa teman kembali beraktifitas menimba ilmu disalah satu kampus di Pekanbaru ini.

Tak ada yang istimewa memang, sekilah biasa saja. Namun jika kita menilik beberapa pekan yang lalu, kampus dan beberapa intansi lain di provinsi Riau dan sekitarnya ini sempat lumpuh. Tak lain karena kabut asap. Miris memang jika kita mengingatnya.

Namun hari ini setelah semua itu berlalu, kini giliran berbagai media menyiarkan kabar tentang banjir. Kabut asap hilang seketika diterpa hujan deras beberapa hari. Semuanya berlalu begitu saja, namun timbul persoalan baru, yakni banjir dibeberapa daerah. Kabar tentang asap, si pembakar hutan dan korban asap hilang seketika bak ditelan bumi. Entah semua itu hilang pemberitaannya saja, atau apa aku tak tahu pasti.

Thursday, 29 October 2015

Cinta Yang Abadi

Setiap kita pasti mempunyai titik kenyamanan dan kebosanan. Setiap kita pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Masing-masing kita pasti ingin mengejar impian. Semua impian ada yang segera terwujud dan ada juga yang masih jauh didepan. Namun yakinlah dengan usaha dan kerja keras kita pasti segala tujuan dan impian segera kita raih.

Terlepas dari semua itu kita mempunyai suatu hal yang membuat kita merasa nyaman dan merasa tak butuh siapa-siapa lagi. Entah itu untuk sang cinta, teman, sahabat maupun keluarga tercinta. Salah satu dari mereka selalu mendampingi kita untuk memberi support dan masukan yang baik untuk kita. Semua itu untuk sebuah impian yang ingin kita raih. Kenyamanan oleh orang-orang disekeliling kita membuat kita membisu untuk hal yang menggoyahkan impian kita.

Terima kasih untuk siapa pun yang telah ada bersamaku selama ini, tanpa kalian semua aku bukan siapa-siapa. Terlebih untuk sosok pahlawan dalam hidup ini yang selalu ada mendampingi hingga detik ini. Segala pengorbanan dan jerih payahmu tak akan bisa aku balas dengan apapun. Semoga engkau selalu sehat dan senantiasa berada dibawah lindungan-Nya. You are my hero, Father and mother.

Alhamdulillah Hujan Turun Di Atas Langit Riau

Kota diatas awan
Meski telah diguyur hujan beberapa hari siang dan malam, namun hanya sedikit perubahan yang terjadi di langit Riau. Kabut sudah tak pekat lagi seperti beberapa bulan terakhir ini. Namun kondisi langit Riau tetap lah putih seperti biasa saat kabut menyelimuti, tak nampak langit yang biru dan cerah.

Perlu diingat kabut menyelimuti Sumatera dan kalimantan sekitar sebulan terakhir ini. Termasuk di Riau ini. Saat kabut tebal kita seolah terasa sedang beradada di atas awan. Bila dilihat dari atas hanya beberapa gedung pencakar langit yang terlihat. Namun ini asap, ini sangat berbahaya. Semoga dikemudian hari bencana asap tidak lagi terjadi di negeri ini, Amiin.

Tuesday, 27 October 2015

Masih Di Riau, Masih Dengan Langit Yang Sama

Hay para pengunjung blog yang masih setia menyempatkan mampir di blog ini untuk membaca. Terima kasih untuk kunjungannya dan waktu nya J. Entah mengapa sejak aku menulis tentang asap yang pertama, hingga saat ini pun asap tak kunjung hilang. Bahkan asap di Riau ini justru menjadi-jadi.
Revolusi langit biru yang digaungkan itu belum ada hasil, malahan langit Riau masih tertutup oleh pekatnya asap. Entah pagi siang atau sore, kita hampir tak bisa membedakan kecuali melihat jam. Tak ada panas karena kami sudah beberapa bulan tak bisa melihat matahari. Hingga kapan kah ujian ini menimpa kami.

Para pembaca dimana pun kamu berada saat ini, entah itu sedang berada di ujung barat atau timur Indonesia, entah sedang berada di tepi pantai atau di puncak gunung, di dataran tinggi atau di lembah, di pelosok negeri atau di jantung kota, lihat lah kami dan saudara-saudara lain yang ada di Sumatera dan Kalimantan ini. Kami ingin kembali bisa menghirup udara segar, Kami butuh pertolongan yang amat sangat dari kalian semua saudara seindonesia!!!

Friday, 16 October 2015

Langit Biru Kemana Engkau Bersembunyi?

Hari ini telah sebulan lebih aku dan enam setengah juta lebih rakyat di Riau menghirup pekatnya kabut asap. Sebulan lebih kami beraktifitas harus menggunakan masker. Pendidikan di Riau sempat lumpuh akibat semua intansi pendidikan diliburkan sementara. Salah satu bandara tersibuk di sumatera pun tak luput harus ditutup akibat pekatnya kabut asap. Para nelayan harus menyandarkan perahunya di dermaga karena jarak pandang di tengah laut yang hanya beberapa meter. Miris memang jika mendengarnya, namun apa yang harus kami buat sebagai rakyat kecil. Hari ini kami rindu langit rindu kami. Kami rindu udara segar kami. Kami rindu beraktifitas tanpa penghalang kabut asap.

Wednesday, 9 September 2015

LANGITKU (RIAU) YANG MERANA


Ketika aku menatap kelangit, aku melihat birunya langit dan putihnya awan saling berkejaran. Hangat sinar matahari mulai menerpa kulitku, menandakan aku telah terbangun dari tidur panjangku dimalam yang indah. Hembusan angin yang menerpa ujung-ujung dedaunan menambah indah suasana pagi ini. Kicauan burung yang begitu riuh dan gemericik air yang berirama menjadi alunan nada yang indah. Terima kasih kepada sang pencipta yang telah memberi kenikmatan seindah ini.

Namun dipagi ini saat ku kembali melihat mahakarya-Mu yang begitu indah, semuanya telah berubah. Langit yang biru dan awan yang menawan telah berubah menjadi kepulan asap tebal yang membahayan. Pagi ini aku tak bisa lagi melihat indahnya langit Riau yang biru. Aku tak bisa lagi menghirup segarnya udara riau yang selama ini diberi dengan geratis oleh sang pencipta. 

Asap tebal tak lagi hanya ada diudara, namun telah memenuhi segala ruang rumahku, rumah jutaan penduduk Riau ini. Kami tak bisa lagi menghirup udara segar dan sehat. Udara sehat telah terkontaminasi oleh asap dan partikel debu yang jelas sangat membahayakan. Namun kami tak bisa tetap diam, kami harus tetap beraktifitas. Ratusan ribu masker pun telah mereka bagikan dijalanan. Begitu sangat mulia mereka yang saling membantu saudara kami. Aku acugkan jempol untuk kepedulian mereka para relawan.

Mungkin jika Riau selalu masuk berita nasional dan menjadi trending topik karena prestasinya kami akan berbangga. Namun saat ini kondisinya berbeda, daerah yang sangat kami banggakan, tanah yang memiliki kekayaan alam luar biasa, bumi yang mengandung gas dan minyak bumi berlimpah, negeri kaya yang memiliki kebun karet dan sawit serta hutan penghasil bubur kertas katanya. Provinsi yang katanya menjadi salah satu penyumbang terbesar devisa negara. Entah lah itu, kami hanya rakyat kecil yang tak terlalu paham tentang semua itu.

Disaat kami sibuk memakai masker dan tetap menjalankan aktifitas sehari-hari, mungkin mereka sedang duduk santai dimobil mewahnya. Tinggal menekan tombol kaca mobil pun akan tertutup rapat. Udara segar pun keluar melalui lubang AC. Ruang kantor pun tertutup dan disuplai oleh AC disana sini. Sungguh kontras dengan saudara-saudara kami yang sibuk memadamkan api dilahan gambut. Perih mata mereka untuk memadamkan api entah siapa yang membakarnya. Sibuk dijalanan yang masih membagikan masker. 

Ini bencana, ini disengaja, terbakar atau dibakar, ini itu entah apa yang sedang diperdebatkan. Yang jelas ini masalah yang sudah sering terjadi. Kami hanya bisa berharap kepada siapa pun itu yang memiliki wewenang dan kewajiban untuk menyelesaikan tugas ini. Mudah-mudahan anda selalu diberi kesehatan dan semangat. Terima kasih atas tugas anda yang telah berusaha menyelamatkan hidup kami. Dan untuk semua yang tidak sengaja berbuat ulah dan menimbulkan merananya langit riau ini, segeralah bertobat dan jangan pernah berbuat salah lagi. Mudah-mudahan Allah yang maha adil mengampuni.

Monday, 7 September 2015

(Horor) Semester 9


Hay para pengunjung setia Arda Rokan Blog’s, pasti udah terlalu lama nungguin postingan aku ya?? Hehe maaf udah agak lama gak posting tulisan, soalnya lagi disibukkan tulisan lain yakni nulis novel best seller yang tebalnya ratusan halaman alias lagi buat Laporan Kerja Praktek.
        Ya, bener banget. Aku akui, bukan hanya aku saja melainkan teman-teman senasib sependeritaan memang disemester ini lagi sibuk banget yang namanya buat laporan kerja praktek. Perlu diketahui, kami disemester sebelumnya (read: Semester 8) telah melaksanakan kerja praktek selama tiga bulan. Nah sekarang disemester sembilan ini pula kami sibuk menyelesaikan laporannya.
        Itu aja dulu tulisan aku kali ini, soalnya harus siapkan novel best seller lagi, hehe. Oh ya, mohon maaf lahir dan batin bagi semuanya. Mudah-mudahan selalu lanjar dalam menjalankan aktifitasnya, Amiin.
       Rasanya jika diingat-ingat tulisan yang bertemakan kuliah ceritanya lebih horor dari film hantu kali ya. Tapi ya itulah adanya, perjuangan untuk dapetin gelar sarjana teknik sipil ini butuh perjuangan yang benar-benar ekstra. Sembilan semester ini telah banyak mengajarkan kami bagaimana menjadi mahasiswa teknik. Cukup wow ternyata. Nah bagi kalian yang masih duduk dibangku sekolah aku sarankan untuk pikir-pikir dulu deh sebelum ngambil jurusan ini.

Monday, 15 June 2015

Kehidupan Anak Kos Part 1



Saat kita kuliah di rantau praktis membuat kita menjadi anak kos. Sepele memang kedengerannya, namun banyak suka duka selama menjadi anak kos. Rasanya tak akan cukup kalo aku ceritakan dalam satu judul ini saja. Kalo saya ceritakan semuanya, pasti bakal jadi cerita yang sangat panjang bahkan bisa menjadi novel klasik ala anak kos. Tapi baik lah, segelintir cerita tentang kehidupan anak kos akan aku kupas ditulisan ini. Baik itu suka maupun dukanya.

Aku ngekos dalam satu rumah dengan jumlah penghuni empat orang dan memiliki empat kamar juga, otomatis kami memiliki kamar masing-masing. Meskipun demikian kami serumah sudah bagai keluarga sendiri. Bagaimana tidak, interaksi dengan beberapa teman kos yang berasal dari berbagai daerah membuat aku banyak belajar mengenal kultur budaya, bahasa, adat kebiasaan, sifat dan perilaku masing-masing. Apalagi aku telah menjadi anak kos sejak enam tahun lalu sebelum menjadi mahasiswa. Yang pasti seruu bro.

Suatu hal yang seru saat ngekos dengan banyak teman dari berbagai daerah ini biasanya saat pulang dari kampung banyak yang membawa oleh-oleh. Baik itu makanan khas dari daerah masing-masing atau bekal yang mereka bawa. Inilah salah satu momen yang paling seru bagi anak kos, tentunya sangat menolong dikala persediaan logistik panagn menipis.

Rasa kekeluargaan dan kebersamaan antar sesama anak kos sangat aku rasakan. Yaya, mungkin karna kami sama-sama senasib sepenanggungan. Sebenarnya masih banyak yang ingin aku tulis, untuk part 1 cukup sekian duu. Anggap sebagai pengenalan pertama. Next time kita sambung lagi. Salam anak kos..!!!

Friday, 12 June 2015

Anak Teknik, Kapan Wisuda?


Apa yang kamu bayangin jika mendengar kata wisuda? Haha, pastinya pake toga, foto-foto, dapat ijazah, dapat ucapan selamat dari teman-teman dan lain-lain deh. Yang jelas jadi suatu yang sakral bnget deh. Nah tapi kalo cuma datang buat menghadiri acara wisuda teman? Pasti kamu bakal bertanya “kapan nih aku wisuda?” Haha.

Di dunia ini ada dua tipe manusia,yang pertama adalah manusia yang akan termotivasi jika melihat sesuatu yang diinginkan. Dan yang kedua adalah manusia yang biasa-biasa saja saat melihat sesuatu yang diinginkannya. Nah kamu termasuk tipe yang mana? Kalo aku sendiri sih kadang termotivasi untuk beberapa hari saja, intinya 50:50 lah.

Pasti kita sebagai mahasiswa semester tua banyak yang nanyain “kapan wisuda?” atau “mau wisuda kapan?” mendapatkan pertanyaan seperti itu sebenarnya biasa aja sih. Entah bagi kalian yang ngebet banget mau cepet-cepet lulus, atau ntah alasan apalah itu. Perlu diketahui, aku kuliah dijurusan yang agak ekstrim, yaitu jurusan Teknik Sipil. Konon katanya jurusan-jurusan di teknik kuliah nya menyeramkan, lama lulus, susah dapet nilai dan wisudanya lama. Yah, mitos itu kadang ada benernya juga, tapi banyak salahnya juga.

Sesungguhnya cepat atau nggaknya wisuda itu bukan kampus atau jurusan yang tentuin, tapi diri kita. Asal kita ada tekad dan kemauan yang kuat pasti bisa melewati itu semua. Kuliah dijurusan paling mudah pun bisa ada yang nyampe di DO, nah itu buktiin kalo jurusan bukan sesuatu yang tentuin kapan kita wisudakan? Setuju? Haha, kok aku malah ceramah.

Friday, 9 January 2015

Borneo, Tunggu Aku



Jika ditanya sudah berapa jauh kaki ini melangkah, maka jawabnya adalah sudah pasti tak hingga. Namun jika ditanya sudah ke pulau mana saja kaki ini melangkah, maka aku bisa menjawab pertanyaan itu dengan sangat mudah. Tentunya kakiku ini masih melangkah ke dua pulau saja, yakni Sumatera dan Jawa.

Pulau Sumatera sudah jelas pasti, sebab saya lahir dan besar dipulau yang dijuluki Pulau Andalas ini. Tepatnya di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Dan saat ini pun aku masih menetap di Pulau ini. 

Sedangkan Pulau Jawa yang merupakan pulau paling subur di Indonesia ini bisa dibilang seluruh provinsinya sudah aku taklukkan. Mulai dari ujung barat yakni Provinsi Banten hingga paling timur yakni Kabupaten Banyuwangi yang merupakan kampung asal ayah saya pun sudah aku jelajahi. Karena memang di pulau inilah nenek moyang dari orang tuaku berasal. 

Jadi, meski aku tidak lahir dan besar di pulau jawa namun secara ikatan darah masih ada hubungan dengan orang-orang yang ada dijawa sana. Terutama di daerah Banyuwangi dan Blitar. Blitar itu kediaman bapak proklamator lho, jadi kemungkinan ada hubungan gak yaa, hehee.

Dan pulau selanjutnya yang ingin saya jelajahi adalah Pulau Kalimantan alias Borneo. Entah mengapa aku sangat ingin menginjakkan kaki di pulau ini. yang jelas pulau ini memiliki banyak keunikan. Salah satunya ialah pulau ini dimiliki oleh tiga negara yakni Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Borneo, wait me !!!

Wednesday, 7 January 2015

Hari Mencekam Diujung Semester


Kami akan terus bersama
Tulisan ini bukan akan menceritakan tentang horor atau kejadian-kejadian aneh yang aku alami. Hanya saja tekanan batin yang aku dan teman-teman alami diujung semester 7 ini yang membuat aku menulis cerita ini. sebelumnya aku perkenalkan lagi, bahwa aku adalah mahasiswa jurusan Teknik Sipil yang saat ini telah semester 7. Udah cukup layak disebut mahasiswa tingkat akhir belum yaa, hehe. 

Tugas numpuk namun masih sempat ngegame bro
            Hari-hari yang aku dan teman-teman alami berlangsung biasa saja. Minggu dan bulan berlalu begitu saja, sama seperti mahasiswa lainnya. Tidak ada yang beda, kami kekampus dan kuliah seperti biasa. Canda tawa kami seolah kami menjadi mahasiswa yang tak punya beban. Meski pelajaran kami tak ada yang mudah, 7 semester ini telah mengajarkan kami semua untuk beradaptasi.
            Namun saat diujung menjelang ujian akhir semester 7, semua terlihat berbeda. Dimulai saat mahasiswa fakultas lain sudah mulai ujian akhir semester. Tepatnya itu sebulan sebelum fakultas kami memulai ujian. Sangat jauh memang jaraknya, namun bagi kami itu sudah menjadi hal biasa.
            Suasana mulai berubah saat sebagian mahasiswa dari fakultas lain telah mulai libur. Saat ada juga mahasiswa dari fakultas lain pula ada yang memulai minggu tenang menjelang ujian akhir semester. Rasa iri mungkin sedikit kami rasakan saat melihat mereka. Namun beban itu ditambah saat seharusnya kami libur minggu tenang, walaupun itu mimpi bagi kami.

Saatnya serius kembali
            Bagaimana tidak, saat itu kami justru mendapat tugas hampir dari semua mata kuliah. Itu yang membuat kami merasa putus asa. Tugas yang datang bertubi-tubi, semua datang secara bersamaan. Ditambah lagi kami masih tetap aktif kuliah dan harus mengikuti beberapa kuis hingga menjelang hari H ujian. Itulah yang saat ini aku dan teman-temanku alami. Semoga dengan tulisan ini semua menjadi tahu apa yang kami alami. Kami memang terlihat santai dari luar, namun semua itu jauh dari yang orang bayangkan.