Wednesday 7 January 2015

Hari Mencekam Diujung Semester


Kami akan terus bersama
Tulisan ini bukan akan menceritakan tentang horor atau kejadian-kejadian aneh yang aku alami. Hanya saja tekanan batin yang aku dan teman-teman alami diujung semester 7 ini yang membuat aku menulis cerita ini. sebelumnya aku perkenalkan lagi, bahwa aku adalah mahasiswa jurusan Teknik Sipil yang saat ini telah semester 7. Udah cukup layak disebut mahasiswa tingkat akhir belum yaa, hehe. 

Tugas numpuk namun masih sempat ngegame bro
            Hari-hari yang aku dan teman-teman alami berlangsung biasa saja. Minggu dan bulan berlalu begitu saja, sama seperti mahasiswa lainnya. Tidak ada yang beda, kami kekampus dan kuliah seperti biasa. Canda tawa kami seolah kami menjadi mahasiswa yang tak punya beban. Meski pelajaran kami tak ada yang mudah, 7 semester ini telah mengajarkan kami semua untuk beradaptasi.
            Namun saat diujung menjelang ujian akhir semester 7, semua terlihat berbeda. Dimulai saat mahasiswa fakultas lain sudah mulai ujian akhir semester. Tepatnya itu sebulan sebelum fakultas kami memulai ujian. Sangat jauh memang jaraknya, namun bagi kami itu sudah menjadi hal biasa.
            Suasana mulai berubah saat sebagian mahasiswa dari fakultas lain telah mulai libur. Saat ada juga mahasiswa dari fakultas lain pula ada yang memulai minggu tenang menjelang ujian akhir semester. Rasa iri mungkin sedikit kami rasakan saat melihat mereka. Namun beban itu ditambah saat seharusnya kami libur minggu tenang, walaupun itu mimpi bagi kami.

Saatnya serius kembali
            Bagaimana tidak, saat itu kami justru mendapat tugas hampir dari semua mata kuliah. Itu yang membuat kami merasa putus asa. Tugas yang datang bertubi-tubi, semua datang secara bersamaan. Ditambah lagi kami masih tetap aktif kuliah dan harus mengikuti beberapa kuis hingga menjelang hari H ujian. Itulah yang saat ini aku dan teman-temanku alami. Semoga dengan tulisan ini semua menjadi tahu apa yang kami alami. Kami memang terlihat santai dari luar, namun semua itu jauh dari yang orang bayangkan.

No comments:

Post a Comment